Operasi DVI Sriwijaya Air Ditutup
MAGELANGEKSPRES.COM,JAKARTA - Polri menghentikan Operasi Disaster Victim Identification (DVI) terhadap jenazah korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ-181. Setelah kurang lebih dua bulan bekerja, Tim DVI Polri berhasil mengidentifikasi 59 dari 62 jenazah korban Sriwijaya Air. Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono mengatakan tugas atau kegiatan tim DVI Polri dalam mengidentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 beregistrasi PK-CLC resmi ditutup. \"Bahwa sejak 2 Maret 2021 tugas Tim DVI dinyatakan telah selesai,\" katanya di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Selasa (2/3). Dijelaskannya, dalam menjalankan tugasnya seluruh anggota Tim DVI sudah berupaya maksimal dalam proses identifikasi korban. Sejauh ini, pihaknya hanya bisa mengidentifikasi sebanyak 59 korban dari jumlah manifest 62 orang. \"Karena inilah tugas maksimal yang bisa dilakukan Tim DVI. Pada tanggal 2 Maret ini kita berhasil 59 yang teridentifikasi lebih kurang 95 persen,\" ungkapnya. Terhadap tiga korban yang belum berhasil diidentifikasi, dia menyebut keluarga korban sudah memakluminya. \"Yang belum teridentifikasi kami beri tahu dan keluarga pun memaklumi,\" ungkapnya. Dipastikannya pula bahwa santunan bagi seluruh keluarga korban atau ahli waris akan dipenuhi. Semua menurutnya pasti akan dipenuhi. \"Saya rasa dapat hak semua itu. Saya rasa sudah dapat hak semua itu tadi sudah dijelaskan oleh pihak manajemen Sriwijaya, bahwa Sriwijaya pun akan memberikan hak-hak daripada korban ini. Saya rasa akan diberikan,\" tandasnya. Sebelum operasi Tim DVI Polri ditutup, Kepala Rumah Sakit Polri Kramatjati Brigjen Pol dr Asep Hendradiana mengatakan pihaknya berhasil mengidentifikasi satu korban. Korban atas nama Razanah, berjenis kelamin perempuan dan berusia 57 tahun. \"Hari ini berhasil mengidentifikasi jenazah Razanah. Identifikasi berdasarkan data pembanding anak kandung beliau Riski Pratama,\" kata Asep. Teridentifikasinya jenazah Razanah, menambah jumlah korban yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI, yakni sebanyak 59 orang dari 62 korban. Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokes) Polri Brigjen pol Rusdianto menambahkan masih ada tiga jenazah lagi yang belum dapat diidentifikasi. \"Hingga akhir operasi ini belum dapat dinyatakan teridentifikasi karena belum adanya sampel yang dapat dijadikan sebagai pembanding,\" ujarnya. Tiga korban yang belum teridentifikasi yakni Panca Widya Nursanti, perempuan berumur 46 tahun, Arkana Nadi Wahyudi, anak laki-laki berumur 7 bulan, dan Dania perempuan berumur 2 tahun. \"Setelah diperiksa semua sampel DNA (Deoxyribonucleic acid) dari body part korban, tidak ditemukan sampel DNA untuk tiga nama tersebut,\" ujarnya. Namun, dia memastikan pihaknya akan menerbitkan surat keterangan kematian untuk tiga korban yang belum teridentifikasi itu. \"Apabila ada perkembangan lebih lanjut pihaknya akan melaporkan kembali,\" katanya. Dia juga menjelaskan sejak operasi DVI dilaksanakan pada 9 Januari hingga 2 Maret 2021, pihaknya telah memeriksa 744 sampel DNA. Jumlah tersebut terdiri atas 174 sampel antemortem dan 570 sampel postmortem. Adapun metode identifikasi yang digunakan yaitu teridentifikasi melalui DNA, medis dan properteri sejumlah 46 jenazah, sedangkan teridentifikasi melalui sidik jari berjumlah 13 jenazah. Diketahui pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak jatuh pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra. Di tempat yang sama, Direktur Operasional Jasa Raharja Amos Sampetoding mengatakan pihaknya telah menyerahkan santunan kepada keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 senilai Rp 2,85 miliar. Total santunan itu diberikan kepada 57 keluarga korban yang telah teridentifikasi. \"Total santunan yang sudah diserahkan Rp 2,85 miliar. Tiap korban meninggal dunia memperoleh santunan sebagai bentuk perlindungan dasar pemerintah dan menghadirkan negara untuk menunjukkan empati yaitu sebesar Rp 50 juta,\" katanya. Amos mengatakan Jasa Raharja akan terus melakukan pemantauan dan penyerahan santunan untuk keluarga koban lainnya yang teridentifikasi. \"Bagi korban yang belum diumumkan, kami berharap tetap tabah, sabar, dan ikhlas,\" ujarnya.(gw/fin) Grafis Operasi DVI Polri Sriwijaya Operasi DVI Polri untuk mengindentifikasi jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak di perairan Kepulauan Seribu resmi ditutup. Mulai Bertugas: 9 Januari 2021 Ditutup: 2 Maret 2021 744 Total Sampel DNA Diperiksa 174 sampel antemortem 570 sampel postmortem 15 Kali Rekonsiliasi Hasil: 59 jenazah teridentifikasi 30 jenazah laki-laki 29 jenazah perempuan Capaian 92,5 persen Metode Identifikasi Melalui DNA, medis dan properti sejumlah 46 jenazah Melalui sidik jari berjumlah 13 jenazah Tiga korban belum teridentifikasi Jika ada perkembangan lebih lanjut akan dilaporkan kembali Data manifes, Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak 50 penumpang - 40 dewasa - 7 anak-anak - 3 bayi 12 Kru Pesawat - 6 sedang bertugas - 6 kru ekstra Total 62 orang *) sumber Polri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: